Kuberi nama dia Forrest Gump

Sudah hampir setengah tahun aku mengamati seorang bapak yang sering kutemui berjalan searah dengan ku ketika ke kampus, pertama kali aku kagum melihat bapak tersebut menggunakan sepatu kulit, pakaian kaos, dan celana panjang serta rambut yang kruwel-kruwel dengan membawa sebuah tas hitam dipundaknya, berjalan begitu tegapnya, begitu semangatnya, terkadang aku malu dengan beliau karena aku lebih sering mengeluhnya, aku yang naek angkot aja dan jalan 3/4 KM untuk nyampe kampusku banyak mengeluhnya, maklum dari depan jalan kaliurang untuk nyampe kampusku yang paling ujung kampus teknik membuatku sedikit basah oleh keringat kalau berjalan.

Sehari aku bertemu aku kaget kok ada yah orang jalan di jalan kaliurang siang hari dengan jalan yang tegap cepat lagi, eh besoknya aku makin kaget lagi kok ketemu lagi besoknya dan besoknya lagi aku sering berjumpa dengan beliau walaupun tak menyapanya, tapi lama-lama aku makin terobsesi untuk mencari bapak tersebut kalau aku turun dan naik ke rumah. Kalau ingat bapak itu aku jadi ingat sebuah film tentang seseorang laki-laki yang bernama forrest gump, ketika kecilnya ia mengalami kelainan pada kaki nya namun gara-gara sering dihajar teman-temannya akhirnya ia bisa sembuh dan mampu berlari dengan sangat cepatndikarenakan takut dihajar teman-temannya lagi, bahkan di suatu waktu di film tersebut ia menjadi legenda dikarenakan ia terus berlari tanpa henti sampai bertahun-tahun. Apakah bapak tersebut terinspirasi oleh forrest gump yah 🙂 tak ada yang tahu pasti.

Dibalik semangat bapak itu berjalan ada yang membuatku sedih suatu ketika aku menjumpai bapak tersebut lagi mengobrak-abrik tempat sampah dan menemukan sedikit makanan dan kemudian memakannya, terenyuh hati ini melihat bapak tersebut ternyata beliau hanyalah orang yang tak punya uang dan rumah tapi tetap berjalan untuk menghidupi diri sendiri tapi aku tetap salut pada beliau karena walau bagaimanapun hidup terus berjalan seperti keinginan besarnya untuk terus berjalan.

Advertisement