Surat yang tak tersampaikan


XXXX, 27 Februari 2009

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbilalamin di pagi Jum’at ini yang penuh berkah ini, Allah SWT masih memberikan kesempatan bagi kita untuk bangun setelah kita berlatih untuk mati (tidur), karena sesungguhnya karena kemurahan dan karunia Allah lah kita masih bisa menghirup udara yang sekali lagi karena pemberian Allah,

Allahu Akbar, berat sebenarnya untuk saya bertemu dengan XXXXX untuk menyelesaikan masalah kita ini karena terlalu berat untuk saya, seumur hidup saya tidak pernah merasakan beban yang seberat ini, ada semacam perasaan yang begitu besar mengganjal di hati saya beberapa hari ini setelah pertengkaran kita kemaren. Terus terang saya takut sekaligus trauma, tetapi bukan takut karena bertemu dengan XXXXX tapi saya takut saya tidak bisa menahan emosi saya ketika bertemu dengan XXXXX dan karena Allah tidak suka orang yang marah, mungkin butuh waktu yang lama menghilangkan perasaan yang mengganjal ini tetapi lagi-lagi Allah melarang adanya permusuhan sesama muslim selama 3 hari atau lebih, oleh karena itu saya mencoba menyelesaikannya lewat surat ini tidak dengan bertatap muka maafkan saya, seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa saya takut tidak bisa menahan emosi saya kalau nanti terjadi lagi situasi yang seperti kemaren yang saya alami karena terus terang saya belum cukup kuat, saya takut, saya trauma, bergetar kata-kata saya waktu itu menandakan bahwa saya tidak ingin sebenarnya mengatakan hal itu tapi saya terpaksa harus mengatakannya.

Allahu Akbar sesungguhnya Allah yang menciptakan Alam dan seisinya termasuk kita, yang menentukan hidup dan mati kita dan juga rezeki kita, bahkan untuk bernafas saja atas izin Allah, coba kalau kita melihat dirumah sakit banyak yang Allah kurangi nikmat bernafasnya akhirnya banyak yang pakai alat bantu nafas, kalau kita mau memperhatikan itulah suatu tanda bahwa Allahlah yang kuasa atas segala nikmat hidup kita didunia ini tidak sesuatupun  yang bisa hidup dan bergerak tanpa izin Allah tidak juga angin, matahari dan juga air laut. Dari sana apakah masih bisa kita sombong? sungguh kemaren sudah saya jelaskan halangan saya tidak bisa membantu XXXXX dalam berbagai acara, Setiap malam rabu saya musyawarah mingguan di Mesjid  dan Malam Jum’at saya ada pengajian mingguan, dan saya kemaren mengatakan sibuk waktu di telepon karena saya lagi ada pekerjaan dead line (sudah mau habis jatuh tempo) pekerjaannya menggambar system Fire Protection di Seluruh Area PT. Kebal Kebul  , tapi karena saya masih menghormati XXXXX dan karena XXXXX memaksa pun saya akhirnya datang juga walaupun saya menyesal kenapa saya datang kalau saya tau keadaaanya malah menjadi demikian.

Kalau saya dibilang sombong yah maaf bukan bermaksud demikian tetapi memang situasi dan kondisinya saja yang tidak tepat. Tetapi tidak lalu XXXXX berhak menelepon dengan nada keras seperti itu, Bahkan Bapak saya saja yang melahirkan saya dan sangat saya hormati tidak pernah memerintah saya dengan sebegitu kerasnya, kalau saya dibilang sombong setelah masuk PT. Kebal kebul sudah tidak mau bantu-bantu ya ngga juga saya akan sempatkan kalau saya bisa, buktinya kemaren waktu kantor beli printer dan mau setting jaringan saya atur waktunya dan saya bisa sebentar kesana bantu benahin jaringan, jadi yah maaf sebegitulah saya bisanya. Kalau XXXXX bilang semua tenaga OS (Out Sourcing) itu semua ditangan kontraktor memang benar terus ada apa masalahnya apakah sebuah ancaman untuk saya seolah-olah saya tidak bisa bekerja kalau tidak dengan kontraktor, disitu saya sangat tersinggung ditambah dengan tangan menunjuk saya dan bicara keras yang sampai sekarang masih terngiang-ngiang di kepala saya, terus terang saya trauma XXXXX yang katanya bertipe pimpinan bukan otoriter masa seperti itu memposisikan saya seperti terdakwa yang dihakimi.

Sesungguhnya Allahlah yang mengatur rezeki kita semua bukan kontraktor, sesungguhnya kontraktor hanya mengambil bagian dari tetesan keringat mereka para pekerja OS (Out Suorcing), pernahkah terbayang oleh XXXXX bagaimana rasanya menjadi mereka harus meninggalkan keluarga mereka dimalam hari bertarung dengan kantuk, bertarung dengan hidup mati, hujan panas, bahkan tetesan air mata karena kangen keluarga, orang tua, dll, XXXXX mungkin tidak merasakan itu karena XXXXX tidak dalam keadaan seperti itu sekarang, oleh karenanya janganlah ada perasaan dalam hati bahwa mereka adalah anak buah kita lalu kita berkuasa akan mereka, naudzubillah himinzalik sesungguhnya Allah yang menciptakan Bumi dan Seisinya bahkan yang menguasai hidup dan mati kita tidak juga merasa berkuasa padahal Allah memang berkuasa atas kita, sesungguhnya harta dan kuasa adalah milik Allah dan merupakan titipan dari Allah dan tidak juga bisa menolong kita ketika kita mati, apakah bisa kita membayar maut apakah kita bisa membayar neraka tidak bisa, hanyalah Sholat kita, Puasa kita, Baca Alqur’an kita, Zakat kita dan Haji bagi yang mampu yang dapat menolong kita, sudah ada contoh tetangga kita juga dulu ia orang yang paling kaya di Sanga sanga tetapi begitu Allah menghendaki apa jadinya hanya tergeletak tak berdaya di Rumah Sakit dan habis harta dan kekayaanya karena Allah menghendaki, jadi apakah bisa Harta dan kekuasaan kita menolong kita dan jawabannya tidak akan bisa, hanya kasih sayang Allahlah yang mampu menolong kita, Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita karena apabila Allah marah apa saja bisa terjadi dari yang paling ringan sakit sampai kematian pun kalau Allah mau Allah bisa, sesungguhnya dunia ini dan semua isinya adalah ujian untuk kita sebagai pelajaran apakah kita mampu taat dan mampu melihat betapa besar kekuasaan Allah, jangan sampai kita lupakan itu.

Hidup ini hanya sementara dan hidup mati kita sudah diatur dan masalahnya kita tidak tau kapan kita mati jadi janganlah sampai kita melalaikan perintah Allah dan lupa kepada Allah karena mati bisa datang kapan saja, jalankan perintah Allah dan jauhi larangannya. Kalau kita mau selamat didunia dan di akhirat, gampang bagi Allah menghilangkan segala kenikmatan yang diberikan oleh Allah, karena sesungguhnya semua itu adalah milik Allah, sudah ada contohnya didalam Alqur’an , kalau kita pernah mendengar Firaun orang yang paling berkuasa pada jaman Nabi Musa dia merasa paling berkuasa dan merasa semua rakyatnya semua anak buahnya adalah dibawah kekuasaannya dan berkehendak layaknya tuhan dan lupa dengan yang menciptakan dia bahwa dia diciptakan dari setetes air mani yang hina yang dikeluarkan dari tempat pembuangan yang sangat hina tempat kita buang air tetapi sombong akhirnya merasa bahwa ia tuhan maka dia dan bala tentaranya ditenggelamkan di dalam laut, dan pada jaman yang sama masih ada Qarun yang terkenal karena kaya raya untuk membawa kuncinya peti hartanya butuh enam ekor unta dan satu kumpulan kunci diangkat oleh tiga orang zaman dulu yang sangat besar-besar dan kuat luar biasa kayanya tetapi oleh Allah dibalik kedalam tanah harta dan Qarun, sampai apabila ada orang menemukan harta di bawah tanah disebut sebagai harta karun (harta Qarun) sudah banyak contoh tetapi dari yang paling dekat dengan kita bahkan dari zaman dahulu tetapi apakah kita mau mengambil pelajaran bagi kita, kalau kita masih menghiraukan cerita2 itu maka Allah akan membangkitkan kita di hari pembalasan nanti bersama Firaun karena kita merasa berkuasa dan bersama Qarun kalau kita merasa diri kita kaya sampai kita lupa bahwa harta dan kuasa itu semua karena kemurahan Allah.

Allahu Akbar sesungguhnya tidak satupun perusahaan tanpa karyawan dan tidak ada karyawan tanpa perusahaan. Kita saling terkait tetapi ketika kita diatas janganlah kita seperti Firaun dan ketika banyak harta janganlah kita merasa seperti Qarun. Dengan ini saya memohon maaf apabila kemaren saya berbuat salah tidak bisa membantu banyak XXXXX dan apabila kata-kata saya menyinggung karena saya hanyalah makhluk Allah yang diciptakan dari sesuatu yang hina dan memang tempatnya salah dan Hanya Allahlah Yang Maha Sempurna penggenggam hidup ini, dunia ini dan juga diakhirat nanti. Semoga Allah melindungi seluruh keluarga XXXXX dan salam Sayang saya untuk adik kecil XXX yang saya kangeni dan XXX kecil yang imut (Semoga menjadi anak-anak yang berbakti kepada orang tua) dan Kak XXX yang sangat sabar. Semoga Allah memberikan rahmat dan ampunan untuk kita semua, Maaf saya tidak bisa bertemu langsung saya takut menjadikan masalah ini semakin besar, karena saya terus terang saya masih trauma dan merasa belum siap berjumpa dengan XXXXX, Salam juga untuk Om xxxx, Kak xxxx dan xxx.

Alhamdulillahirabbilalamin Ya Allah sudah hamba jalankan perintahmu untuk menjaga persaudaraan sesama muslim, Ya Allah ikatlah hati kami dalam persaudaraan dan menuju Surgamu yang kekal di hari akhir nanti.

Sungguh saya tidak meminta dan mengemis akan pekerjaan ini karena saya yakin benar bahwa Allah lah yang mengatur rezeki saya, semuanya terserah XXXXX,

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Itu tadi surat yang ditulis dikala kemaren lagi ada masalah entahlah kenapa juga malah terpikir surat yang isinya seperti diatas mungkin karena sudah hopeless.

Kenapa judul surat yang tak tersampaikan, ceritanya begini

Tak berapa lama setelah menulis surat itu dengan masih menyimpan perasaan galau akhirnya siang itu berangkatlah kaki ini ke Mesjid untuk menunaikan sholat Jum’at, masih dengan perasaan galau mengadu kepada Allah tentang semua permasalahan itu, kok yah seperti dijawab pada waktu itu khotib bercerita tentang Maulid Nabi Muhammad, setelah itu tersentak aku teringat akan cerita Rasulullah, Baginda Rasulullah dulu dilemparin batu, diludahin, dipukul, tidak juga marah, sedangkan aku baru ditunjuk-tunjuk dan dikatain kasar sudah marah, akhirnya aku sadar ternyata inilah jawaban dari tiga hari penuh dengan rasa dendam yang menghujam dada, atas ijin Allah sepulang dari mesjid kulangkahlah kakiku ke rumah  XXXX untuk meminta maaf, dan Alhamdulillah masalahnya langsung selesai tanpa sisa, luar biasa semua rasa itu langsung saja hilang. Allahu akbar kupanjatkan kepada Allah SWT sungguh engkaulah yang membolak-balikkan hati.

Advertisement

Author: susiloharjo

Khoirunnas anfa'ahum linnas A Father, Husband and love to learn person Love my Family, Electronics, Photography, Robot, Dreaming, Programming

6 thoughts on “Surat yang tak tersampaikan”

  1. subhanallah..
    ^_^

    presty juga pernah mengalami hal itu. sayangnya, kebaikan presty malah di salahartikan..
    wallahu ‘alam bi shawab…

    “….Karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikkan yang banyak padanya.”
    (An-Nissa:19)

    kesabaran dan keikhlasan adalah kunci yang utama…

  2. Assalamualaikum…adikku…pa kabar?lama ga buka nih..ternyata adikku punya masalah besar yg bkn jiwa jadi sesak karena amarah…tapi sebenarnya sabar itu ga ada habisnya…dan hasil kesabaran itu luar biasa…indah…dimadiun kita juga berlatih kesabaran…dan insyaallah semuanya akan menjadikan kita lebih baik lagi..sabar ya…salam kangennnnn bgt buat kel disanga2…kapan bisa chat?

Ditunggu komennya ...

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: