Terkadang untuk tidak keluar dari zona aman itu menghanyutkan, hanya mengalir mengikuti arus ternyata bisa membawa kita terbawa arus menuju tempat yang sebenarnya bukan keinginan kita tapi dipaksa untuk menyesuaikan dengan sekitar. Terlalu perfeksionis kadang malah dianggap sok tapi tidak sok malah dikira ngga berkontribusi. Inilah tantangannya harus bisa memposisikan diri didepan, ditengah dan dibelakang .
Sebuah perhitungan matematika terkadang hanya dilihat dari sebuah hasil akhir, ya memang itulah yang kita cari sebuah hasil/ jawaban tapi tidak melihat bagaimana hasil tersebut didapat dari algortima dengan variabel yang bertingkat dan melibatkan fungsi fungsi yang saling terkait satu sama lain.
Mungkin itulah terkadang kita tidak menghargai ketika komputer kita lemot dan hang karena terlalu banyaknya tugas multitasking yang kita bebankan padanya, karena kita hanya melihat sebuah layar terhenti atau BOTD (Blue Screen Of The Dead) lalu kita menggerutu dasar komputer lemot padahal kita tidak melihat kesibukan yang terjadi dibalik byte byte data yang hilir mudik mengisi alamat demi alamat memori.
Tapi dibalik semua itu evaluasi itu penting sehingga dari sanalah didapat hasil berarti harus membeli Memori baru, prosesor baru, atau bahkan mengganti komputer baru dikarenakan sudah tidak up to date. dan bahkan saling ingat mengingatkan sesama muslim itu kewajiban. So jangan takut akan kritik dan saran semuanya itu untuk perbaikan, terkadang ketika kita hanya berada pada green zone kita menganggap bahwa diri kita sudah aman, padahal yang sebenarnya terjadi ketika orang lain yang menilai kita bahkan jauh dari kesempurnaan itu sendiri. Semua itu bermuara pada kebaikan dan sebagai introspeksi diri yang kemudian menjadi sebuah motivasi untuk berbuat lebih baik lagi.
berharap siap mental tuk keluar dari zona aman…
_menemukan postingan ini setelah hampir dua tahun bekerja dengan santai :)_
yuk mari …. 🙂