Selasa malam 23/11/2010 dikarenakan hujan sudah reda maka niat yang sudah dijadwalkan untuk keluar kost pun akhirnya mau ga mau harus dikerjakan juga, mungkin dialami oleh semua kalau sudah pulang terus keluar lagi habis hujan pasti berat banget tapi karena sudah janji ya udah keluar, tak seberapa lama menunggu akhirnya ketemu juga dengan taxi yang cukup terkenal di jakarta dan yang paling banyak armadanya, setelah menyebutkan tujuan ups maaf Pak daerah mana ya? Bapak tau alamatnya kan? waduh mas kalau tempatnya saya tau kalau jalan menuju kesananya agak bingung (baru 3 bulan menetap dijakarta 🙂 ) terus tak bilang mas tau ga alamatnya, terdiam sejenak lalu dia berkata kita cari bareng bareng aja ya.
Setelah berbalik arah percakapan santaipun dimulai, maaf yah mas saya orang baru di taxi ini jadi belum apal banget jalannya dengan nada ala ngapak karena ternyata asalnya dari purwokerto, dia lalu bercerita bahwa sebelumnya dia kerja sebagai supir nganterin anak anak sekolah dari kuningan ke daerah slipi tapi karena yang punya bisnisan rental kalah judi akhirnya semua kendaraan dan mobil semua disita bahkan untuk bayar gaji saja sudah ngga cukup mau ngga mau dia keluar dari kerjaan tersebut, setelah berselang sebulan bingung dikota besar dan harus membiayai keluarga akhirnya terpaksa harus menjadi supir taxi.
Kamipun ngobrol ngalur ngidul dari penumpangnya yang tadi siang seorang karyawan KPK yang menceritakan korupsi dan oknumnya Gayus cs, sampai dia cerita dia menyesal g kuliah bukan karena ngga mau tapi karena ngga mampu, dia bilang selama sekolah nilainya selalu bagus dan sering dapat bea siswa tapi karena orang tuanya ngga sanggup akhirnya ngelanjutin kuliah.
Yang membuat agak miris adalah ketika tak tanyain berapa penghasilan sehari, dia bilang 10% maksudnya? tak tanya lagi, dia bilang dia hanya meneriman 10% dari total penghasilannya kebayang kalau dia dapat 100.000 berarti hanya dapat 10.000 😦 bensin tak tanyain dia hanya mendapat jatah 20 L sisanya harus nombok sendiri. Kebayang aja hidup di kota besar harus membiayai anak istri dan dia sering bilang istrinya marah2 karena ngga bawa uang yang cukup, dia bilang mau gimana lagi syukur masih ada penghasilan.
Malam yang berlalu cepat tak terasa sudah menunjukkan jam 21.00 akhirnya sampai juga dikostan setelah menyelesaikan segala urusan diluar. Salut buat Bapak bapak supir taxi semoga selalu dimudahkan rejekinya, dan baru tersadar bahwa Allah itu begitu sempurnanya dan mengatur semuanya, diantara ruwetnya jakarta dan menggerutunya kita karena kemacetan ternyata disitulah rejeki para supir Taxi.